Pameran dan Lelang Batu Permata di Sidrap

Monday, January 5, 2015

Demam Batu Permata di Sidrap

Demam batu akik (agate) kini tengah melanda masyarakat Indonesia. Tak terkecuali warga Sulawesi selatan, termasuk Kab. Sidenreng Rappang (Sidrap). Batu akik kini digandrungi semua golongan dan strata sosial. Dari mulai pejabat, polisi, tentara, pengusaha, pedagang, guru hingga masyarakat umum lainnya.

Tak hanya orang dewasa, kawula muda pun ikut “tertular” batu akik tersebut. Sepertinya, tren batu akik kini tak sebatas memperlihatkan strata sosial, melainkan sudah menjadi bagian dari life style utamanya bagi kaum adam. Selain bisa menambah kewibawaan dan kegagahan, juga bisa menambah percaya diri bagi si pemakainya.

Booming batu akik saat ini, seiring batu akik lokal asal nusantara kini banyak diburu para kolektor dan buyers dari mancanegara. Sebab, kualitasnya tak kalah bersaing bahkan nyaris menyamai kualitas batu permata dari luar negeri, seperti safir, rubi dan pirus dari Birma, Thailand, Afrika, Iran dan beberapa negara lainnya.

Beberapa jenis batu akik lokal Indonesia ternama dan sedang tren saat ini, seperti halnya bacan jenis doko dan palamea dari daerah Bacan, Kepulauan Halmahera, Maluku.

Tak kalah pamor, batu akik hijau ohen dari Bungbulang, Garut, batu giok aceh, kalimaya dari Lebak, Banten, kecubung dari Kalimantan dan satam (meteorit) dari Pulau Belitung. Termasuk beberapa jenis batu asal Sidrap yang kemudian mulai mencuat ke permukaan walaupun dari beberapa jenis batu tersebut belum memiliki nama yang telah dipatenkan.

Ada beberapa jenis batu yang oleh masyarakat di wilayah Sidrap, Pinrang dan daerah sekitarnya yang semakin memukau penggemar batu permata yaitu: batu permata hasil olahan bongkahan gunung minggogo di Betao, Sidrap yang akhirnya diberi nama Minggogo Betao, bampu' atau batu fosil yang memiliki corak yang sangat unik, batu bongkahan asal Bulu Cenrana yang diberi nama Bucen dan beberapa batu kerikil yang memiliki ciri khas tersendiri yang berasal dari sungai-sungai dan sungai kecil yang mengalir di sepanjang hulu hingga hilir sungai saddang yang mengalir melewati Kab. Enrekang, Sidrap dan Kab. Pinrang.

Bagi para perajin dan kolektor batu akik di Sidenreng Rappang, mencuatnya batu akik lokal Indonesia khususnya yang berasal dari Sulawesi Selatan: Pinrang, Sidrap, Enrekang, Bone menjadi kebanggaan tersendiri.

Namun, rasa bangga itu seolah kurang sempurna karena belum ada batu akik asli Sidenreng Rappang yang pamor dan kualitasnya bisa menyamai batu hijau ohen dari Bungbulang Garut atau Kalimaya dari Lebak, Banten.

“Kebanyakan konsumen yang datang ke tempat saya untuk memotong bahan, membentuk sekaligus memoles batu akik, jenis batu akiknya dari luar Sidrap. Bahkan warga Sidrap sendiri merasa bangga memakai batu akik dari luar Sidenreng Rappang. Padahal, jika digali, saya yakin banyak batu akik dari Sidenreng Rappang yang kualitasnya bisa menyamai batu hijau garut, bacan, kecubung dan pancawarna,” tutur salah seorang perajin batu akik asal Baranti, Muh. Yasir (35) ketika ditemui di tempat pengolahan batunya di Jl. Poros Pinrang (belakang kantor kecamatan baranti) Kec. Baranti (22/12/2014).

Ia yang akrab dipanggil Yasir menjelaskan, peluang dan potensi batu akik asal Sidrap, dinilai begitu besar. Jika masyarakat mau bersungguh-sungguh bahkan didukung oleh pemerintah daerahnya, bukan mustahil masyarakat bisa mendapatkan batu akik asli Sidrap dengan menggali di dalam tanah atau mencari di sungai. Apalagi, Sulawesi Selatan kaya akan potensi alam berupa pegunungan dan beberapa sungai besar.

“Di Aceh, terkenal dengan sumber batu akik dari Sungai Dareh. Nah, kita punya Sungai Saddang yang memanjang dari Enrekang hingga Pinrang dan anak sungai yang begitu banyak membelah beberapa wilayah di kab. Sidrap. Bukan mustahil, di balik derasnya aliran sungai-sungai tersebut, tersimpan bahan baku batu akik berkualitas tinggi. Jika dieksplorasi, saya yakin bakal menemukan batu akik asal Sidrap,” begitu paparku kepada Yasir dan beberapa rekan sesama penghobis batu akik yang lagi menunggu pesanannya selesai dikerjakan.

Tak hanya sungai, lanjut dia, wilayah Kab. Sidenreng Rappang dikelilingi  bukit dan pegunungan. Bahkan ada beberapa gunung tinggi seperti Gunung Malloci di selatan kota Pangkajene Sidrap.

Tak menutup kemungkinan, jika diteliti dan digali, masyarakat bisa menemukan bebatuan keras yang mengandung bahan baku batu akik bermutu. Tinggal keuletan dan kesungguhan warga Sidenreng Rappang aja dalam mencari dan menggali potensi tersebut.

Saya pun pernah diajak warga setempat untuk menggali potensi batu akik di Bulucenrana dan Bulu Minggogo, Betao cuma, lokasinya masih dirahasiakan. Seandainya nanti ditemukan batu akik asal Sidrap, semua masyarakat Sidenreng Rappang pasti akan bangga, bahkan saya akan sangat bangga memakainya,” katanya.

Lebih jauh Yasir menjelaskan, guna mengeksplorasi sumber bahan baku batu akik asal Sidrap, hendaknya masyarakat difasilitasi oleh pemerintah daerah.

Pemkab bisa mendatangkan para ahli geologi dari Jakarta atau Bandung untuk melakukan pemetaan dan penelitian beberapa lokasi yang berpotensi tersimpan bahan baku batu akik berkualitas. Dalam pelaksanaannya, bisa melibatkan para perajin dan kolektor batu akik.

“Bisa juga, pemkab mengadakan seminar atau workshop tentang potensi bahan baku batu akik di Sidrap. Seminar tersebut sangat penting untuk memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas kepada masyarakat. Bisa saja, para pesertanya diminta membawa batu akik dari daerahnya masing-masing. Batu akik tersebut bisa diteliti langsung kualitasnya oleh para ahli geologi. Sebab bukan tak mungkin, ada masyarakat yang menemukan batu akik berkualitas asal Sidrap, tapi mereka tidak mengerti dan memahaminya,” ujarnya.

Jika ke depan Sidrap memiliki sumber bahan baku batu akik bermutu, seperti halnya batu hijau garut atau kalimaya banten, nama Sidenreng Rappang akan semakin ngetop di tingkat nasional bahkan bisa mendunia, walaupun telah kita ketahui bahwa Sidrap adalah daerah asal muasal ayam ketawa yang sudah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.

Penemuan batu akik itu akan menambah ikon Sidenreng Rappang sebagai penghasil batu akik, selain kota asal ayam ketawa dan daerah penghasil beras terbesar di sulawesi “Untuk namanya, bisa dicari. Bisa nama daerah atau nama lokasi penemuannya,” ucapku sambil mengisap rokok Class Mild favoritku.

Ia menambahkan, apabila Sidenrengn Rappang memiliki daerah sumber batu akik, akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan perekonomian warga. Para perajin, kolektor dan pengusaha batu akik pun, akan bertambah dan usahanya berkembang maju.

Para perajin tak hanya menjual batu akik saja, melainkan mereka bisa melayani jasa pemotongan, membentuk dan memoles batu akik, termasuk menjual batang cincinnya, ucap Yasir.

“Ongkos membentuk bahan batu akik saja, rata-rata bisa Rp 25.000 sampai Rp 50.000. Belum lagi menjual batang cincin. Harga penjualan batu akiknya saja, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Dengan booming batu akik saja, usaha para perajin di Sidenreng Rappang terasa menggeliat. Apalagi kalau Sidenreng Rappang punya sumber bahan baku batu akik berkualitas, perekonomian warga akan maju dan berkembang,”

Booming Batu Akik, Pengrajin Gagang Cincin Kebanjiran Pesanan

SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU -- Boomingnya batu akik dalam beberapa waktu belakangan ini, tak hanya membawa berkah bagi pengrajin atau pengasah batu akik di Kota Lubuklinggau. Para perajin atau pembuat gagang cincin pun saat ini ikut kecipratan dan kebanjiran order.
Seperti diakui Koko Ace, pemilik toko Ace Silver yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso Lubuklinggau. Menurutnya, saat ini, ia kewalahan menerima orderan membuat gagang cincin. "Sekarang ini memang pesanan untuk membuat gagang cincin cukup banyak. Jauh meningkat dibandingkan sebelumnya. Terutama sejak batu akik booming, seperti saat ini," ungkap Koko Ace saat dibincangi Sripoku.com, Selasa (25/11/2014).
Menurutnya, saking banyaknya pesanan, ia bahkan sempat menolak jika pelanggan ingin selesai cepat. Sebab, banyaknya pesanan membuatnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan pesanan tersebut.
"Kalau dulu sebelum ramai seperti sekarang ini, dalam 3-4 hari, pesanan bisa selesai dan diambil. Tapi sekarang saya tidak berani karena pesanan banyak sekali. Sekarang, kalau mau pesan tempahan gagang cincin, minimal satu bulan baru bisa diambil," katanya sembari menyebutkan, pesanan untuk membuat gagang cincin mulai ramai sejak sebelum puasa lalu.
Ditempatnya, Koko Ace mematok harga Rp 25 ribu untuk satu gram gagang cincin perak buatannya. Sedangkan upah pembuatannya dipatok Rp 150 ribu - Rp 200 ribu per satu buah cincin, tergantung dari besar kecilnya gagang tersebut. Ia menjamin perak ditempatnya adalah perak murni.
Selain menerima upahan membuat gagang cincin perak, ia juga menjual gagang cincin perak chrom pabrikan, dengan kadar 925. Untuk perak chrom pabrikan ini, harga per gramnya dipatok Rp 30 ribu. Tak hanya gagang cincin saja, perak chrom pabrikan ini juga tersedia dalam bentuk perhiasan lainnya, seperti kalung, gelang dan anting-anting.
Senada dikatakan Heri, pebisnis batu akik dan penjual gagang cincin di Jalan Nangka Lintas Kelurahan Ponorogo Kecamatan Lubuklinggau Utara II. Menurutnya, sejak batu akik booming, maka pesanan gagang cincin pun ikut meningkat. Di tempat usahanya "Begawan Stone", Heri menjual gagang cincin dari bahan Titanium dan Suping. Untuk tangkai Titanium, harga jualnya Rp 100 ribu per buah. Sedangkan gagang dari bahan Suping, harganya Rp 75 ribu per buah.
"Kami pasok gagang cincin dari Bengkulu. Memang saat ini permintaan gagang cincin ini cukup meningkat. Kalau bahan masuk, selalu habis dibeli. Karena kami disini, selain jual gagang juga mengasah batu. Jadi, kalau ada yang mengasah batu, langsung beli tangkai disini," katanya. Dikutip dari: palembang.tribunnews.com

Info Unik Koleksi Batu Cincin Akik Bacan

Berita terheboh batu akik bacan – Di tahun 2014 benar-benar menjadi tahun yang penuh dengan berita dan kaya akan trending topik di berbagai media televisi juga internet hingar bingar Piala Dunia yang saat ini sedang berlangsung ditambah kegembiraan antusias rakyat Indonesia dalam melakukan pencoblosan untuk memilih Presiden atau yang di kenal dengan Pilpres namun masih ada lagi hingar bingar dan booming menjadi bahan gunjingan dan pembicaraan di masyarakat umum di waktu senggang,masyarakat negeri ini sedang jatuh cinta dengan nseni Batu Akik atau Cincin yang bisanya di pakai sebagai asoseris menghiasi jari-jari kaun Adam dan Hawa.

Salah satu batu saat ini sedang menjadi tren juga menjadi bahan pembicaraan adalah batu bacan,batu yang memiliki seni dan memiliki warna khas berwarna hijau muda sedang di buru oleh para kolektor juga para pecinta batu akik,hasil survey saya ke tempat-tempat penjual batu-batu seni juga pasar-pasar tradisional bahkan di pasar kaget seperti di kawasan pulogadung,banyak para penjual batu akik di serbu oleh para pecinta batu untuk melihat dan mencari batu yang saat ini sedang booming seperti batu akik bacan.

Bahkan saat ini banyak pedagang batu akik menawarkan kondisi batu yang masih dalam bohkahan belum berbentuk batu akik ini pun laku pesar entah dari mana asalnya berita cepat tersebar yang dahulunya batu batu akik kurang di minati kini di tahun 2014 laki-laki dan kaum perempuan juga hobi menggunakan pernak-pernik batu akik dengan model-model yang cantik dan penuh seni,dengan ramenya penjualan macam-macam batu menjadi keuntungan bagi para pedangang apalagi di bulan ramadhan yang sudah mendekati Hari Raya Idul Fitri omset para pedangang Cincin Batu Akik Bacan pun naik.

Berikut ini nama-nama batu akik atau batu cicin
No Nama Nama Batu No Nama Nama Batu

1. Batu Bacan 11. Batu Pasir Mas Kalimantan

2. Batu Safir 12. Batu Biduri Bulan

3. Batu Ruby 13. Batu Cempaka

4. Batu Giok 14. Batu Garut Hijau

5. Batu Kalimaya 15. Batu Combong

6. Batu Kecubung 16. Batu Mata Kucing

7. Batu Merah Delima 17. Batu Panca Warna

8. Batu Zamrud 18. Batu Pandan Sutera

9. Batu Pirus 19. Batu Puser Bumi

10. Batu Badar 20. Batu Sulaiman
Bahkan banyak media internet juga media sosial seperti facebook iklan-iklan batu-batu antik atau batu akik pun sangat gencar di lihat dari segi bisnis pun sudah di pastikan harga pasaran batu akik akan naik pesat seperti saat pernah menanyakan ke rekan kerja kalau batu bacan harganya dari 2 juta hingga 30 juta tergantung kualitas batunya ini cukup mengesankan informasi yang di dapat kalau Koleksi Cincin Batu Akik Bacan biasanya di cari oleh orang orang tertentu karena di samping harganya cukup tinggi juga ada unsur mistisnya dan unsur lain-lainya,hal ini menjadikan pasar batu aksesoris berbalik 90 % yang tadinya hanya biasa saja kini menjadi luar biasa, bahkan saat ini banyak pebisnis baru menggeluti berdagang batu akik atau cincin,demikian ulasan Info Unik Koleksi Batu Cincin Akik Bacan semoga pangsa pasar bebatuan terus stabil ini akan menjadi peluang bisnis baru dan menguntugkan para pedagang batu akik atau batu cincin. Dikutip dari: akhmad, kompasiana.com

Thursday, November 27, 2014

MENGENAL BATU PERMATA / BATU MULIA

Batu permata adalah sebuah mineral, batu yang dibentuk dari hasil proses geologi yang unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia yang mempunyai harga jual tinggi, dan diminati oleh para kolektor. Batu permata harus dipoles sebelum dijadikan perhiasan.
Di dunia ini tidak semua tempat mengandung batu permata. Di Indonesia hanya beberapa tempat yang mengandung batu permata antara lain di provinsi Banten dengan Kalimayanya, di Lampung dengan batu jenis-jenis anggur yang menawan dan jenis cempaka,di Pulau Kalimantan dengan Kecubungnya (amethys) dan Intan (berlian). Batu permata mempunyai nama dari mulai huruf a sampai huruf z yang diklasifikasikan menurut kekerasannya yang dikenal dengan Skala Mohs dari 1 sampai 10. Permata yang paling diminati di dunia adalah yang berkristal yang selain jenis batu mulia seperti Berlian, Zamrud, Ruby dan Safir, batu-batu akik jenis anggur seperti Biru Langit, bungur atau kecubung yang berasal dari Tanjung Bintang, Lampung saat ini banyak di buru oleh para kolektor karena kualitas kristalnya.